Riau12.com-PEKANBARU – Ketua LSM Aliansi Jurnalis Anti Rasuah (AJAR) Provinsi Riau, Amri Koto, angkat bicara menanggapi isu dugaan pemerasan terhadap sejumlah kepala sekolah di Riau yang menyeret nama organisasinya. Ia menegaskan, LSM AJAR tidak pernah melakukan pemerasan, permintaan uang, maupun tekanan dalam bentuk apa pun kepada pihak sekolah.

Amri juga meluruskan informasi mengenai adanya seseorang bernama Romi atau Romy yang disebut-sebut mengatasnamakan LSM AJAR dan kerap mendatangi sekolah-sekolah. Menurutnya, nama tersebut tidak tercatat sebagai anggota maupun pengurus LSM AJAR Provinsi Riau.

“Setahu saya, tidak ada anggota atau pengurus LSM AJAR bernama Romi. Struktur kepengurusan kami jelas dan bisa dicek di website resmi. Kami memiliki legalitas organisasi serta sekretariat resmi,” ujar Amri Koto saat memberikan hak jawab kepada GoRiau.com, Sabtu (20/12/2025).

Ia menjelaskan, LSM AJAR merupakan organisasi yang bergerak di bidang pengawasan dan pemberantasan praktik korupsi, khususnya di sektor pelayanan publik. Dalam menjalankan tugasnya, AJAR mengedepankan kerja jurnalistik, investigasi, serta penyampaian informasi secara profesional sesuai aturan hukum yang berlaku.

Terkait surat yang dikirimkan ke sejumlah kepala sekolah SMA dan SMK di Kota Pekanbaru maupun beberapa kabupaten di Riau, Amri membenarkan bahwa surat tersebut berasal dari tim investigasi pusat LSM AJAR. Surat itu, kata dia, berkaitan dengan dugaan penyalahgunaan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) pada masa dan pasca pandemi Covid-19 oleh oknum tertentu.

“Surat tersebut bersifat klarifikasi dan bagian dari tugas investigasi. Tidak ada permintaan uang atau tekanan apa pun. Bahkan, tim investigasi pusat telah menerima balasan klarifikasi dari beberapa kepala sekolah,” jelasnya.

Amri juga menepis anggapan bahwa AJAR meminta dana untuk pembukaan kantor di Pekanbaru. Ia menegaskan, sejak tahun 2020 LSM AJAR telah memiliki kantor resmi yang beralamat di Jalan Cempedak Nomor 17, Kelurahan Wonorejo, Kecamatan Marpoyan Damai, Kota Pekanbaru.

“Kami tidak pernah meminta uang untuk membuka kantor atau kegiatan apa pun. Semua aktivitas organisasi dilakukan secara mandiri dan sesuai ketentuan hukum,” tegasnya.

Ia berharap masyarakat, khususnya pihak sekolah, tidak mudah percaya terhadap pihak-pihak yang mengatasnamakan LSM AJAR untuk kepentingan pribadi. Amri mengimbau agar setiap dugaan pelanggaran atau tindakan mencurigakan segera dikonfirmasi langsung ke pengurus resmi AJAR atau dilaporkan kepada aparat penegak hukum.

“Kami terbuka untuk klarifikasi dan siap bekerja sama dengan siapa pun demi transparansi dan pemberantasan korupsi yang berkeadilan,” pungkasnya.