Bentrokan Memanas, Thailand dan Kamboja Saling Serang: Puluhan Korban Jatuh di Perbatasan Sengketa
Kamis, 11-12-2025 - 14:02:02 WIB
Riau12.com-Bentrokan antara Thailand dan Kamboja kembali pecah di wilayah perbatasan yang disengketakan, memicu krisis kemanusiaan dan ketegangan politik di kawasan. Kedua negara saling menyalahkan sebagai pihak yang memulai serangan, sementara jumlah korban tewas dan luka terus bertambah sejak awal pekan ini.
Kementerian Pertahanan Nasional Kamboja pada Selasa melaporkan bahwa sembilan warga sipil tewas dan 20 lainnya luka-luka akibat rentetan serangan sejak Senin. Sementara itu, militer Thailand menyebut empat prajuritnya gugur dan 68 orang terluka setelah pertempuran kembali berkobar.
Pertempuran terbaru dimulai pada Ahad malam ketika tembakan artileri dan roket dilepaskan dari kedua sisi perbatasan. Serangan ini memaksa ratusan ribu warga meninggalkan rumah mereka demi menghindari konflik yang makin membesar. Bentrokan tersebut sekaligus menggagalkan gencatan senjata yang ditekan setelah konflik lima hari pada bulan Juli lalu.
Pada bentrokan Juli, sebanyak 48 orang dinyatakan tewas dan lebih dari 300.000 warga sipil harus dievakuasi. Gencatan senjata waktu itu ditengahi oleh Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim dan Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Namun, kesepakatan tersebut kembali goyah bulan lalu setelah Thailand menunda penerapannya menyusul ledakan ranjau darat yang melukai salah satu tentaranya.
Perdana Menteri Thailand Anutin Charnvirakul mengatakan bahwa hingga kini pemerintah Kamboja belum menghubungi pihaknya terkait kemungkinan membuka jalur negosiasi. Ia menegaskan bahwa Thailand akan melanjutkan operasi militernya sebagaimana direncanakan. Menurut laporan militer Thailand, pasukan Kamboja melancarkan serangan menggunakan artileri, roket, dan drone pada Selasa.
Di sisi lain, Presiden Senat Kamboja sekaligus mantan perdana menteri Hun Sen menyampaikan bahwa militer negaranya telah menahan diri untuk tidak menembaki pasukan Thailand sehari sebelumnya. Namun, ia mengaku pihaknya mulai membalas setelah Thailand dianggap melanjutkan serangan. Hun Sen mengatakan bahwa langkah tersebut diperlukan untuk melemahkan pergerakan pasukan Thailand yang dinilai memasuki wilayah Kamboja.
Ia menegaskan bahwa Kamboja menginginkan perdamaian, tetapi terpaksa melakukan perlawanan demi mempertahankan kedaulatan wilayahnya. Hingga kini, kedua negara tetap bersikukuh bahwa lawan merekalah yang memulai tembakan pertama.
Situasi perbatasan masih tegang dan belum ada tanda-tanda bahwa kedua belah pihak akan mengakhiri serangan dalam waktu dekat. Sementara itu, warga sipil kembali menjadi korban dari konflik yang belum menemukan jalan damai tersebut.
Komentar Anda :