Parlemen Thailand Dibubarkan, PM Anutin Kembalikan Kekuasaan ke Rakyat di Tengah Konflik Politik
Jumat, 12-12-2025 - 14:07:19 WIB
Riau12.com-BANGKOK – Raja Thailand Maha Vajiralongkorn resmi menyetujui dekrit pembubaran parlemen pada Jumat, 12 Desember 2025, sebagaimana tercantum dalam Lembaran Kerajaan. Keputusan ini menandai dimulainya proses pemilu dini yang harus digelar dalam rentang waktu 45 hingga 60 hari ke depan.
Sehari sebelumnya, Perdana Menteri Thailand Anutin Charnvirakul mengumumkan bahwa ia “mengembalikan kekuasaan kepada rakyat” dengan membubarkan parlemen lebih cepat dari rencana awal. Langkah ini diambil di tengah ketegangan politik yang melibatkan Partai Rakyat, kelompok terbesar di parlemen.
Juru bicara pemerintah, Siripong Angkasakulkiat, menyampaikan bahwa keputusan pembubaran parlemen muncul akibat konflik internal koalisi. “Ini terjadi karena kami tidak bisa maju di parlemen,” ujarnya, dikutip dari The Straits Times. Ia menambahkan bahwa Partai Rakyat sempat mengancam akan mengajukan mosi tidak percaya jika tuntutan mereka tidak dipenuhi.
Sementara itu, Natthaphong Ruengpanyawut, pemimpin Partai Rakyat, menuduh partai Perdana Menteri Anutin tidak mematuhi kesepakatan koalisi. Ia menjelaskan bahwa partainya berupaya menggunakan suara oposisi untuk mendorong amandemen konstitusi, namun tidak berhasil karena hambatan dari partai pemerintah.
Situasi politik yang memanas ini terjadi bersamaan dengan konflik bersenjata yang terjadi di perbatasan Thailand-Kamboja. Bentrokan yang memasuki hari keempat ini telah menewaskan sedikitnya 20 orang dan melukai hampir 200 lainnya.
Meski pembubaran parlemen telah resmi, Perdana Menteri Anutin menegaskan bahwa keputusan ini tidak akan memengaruhi operasi militer di wilayah perbatasan yang masih memanas. Ia memastikan pemerintah akan tetap fokus menangani situasi keamanan sambil mempersiapkan jalannya pemilu dini.
Para pengamat politik menilai bahwa langkah pembubaran parlemen ini merupakan upaya pemerintah untuk menenangkan ketegangan politik dan menghindari mosi tidak percaya, sekaligus memberikan kesempatan bagi rakyat Thailand untuk menentukan arah pemerintahan melalui pemilu baru.
Komentar Anda :