www.riau12.com
Jum'at, 19-Desember-2025 | Jam Digital
08:34 WIB - Pemerintah Berlakukan WFA bagi ASN 29–31 Desember 2025, Dorong Aktivitas Ekonomi Akhir Tahun | 16:00 WIB - Hak Guru, Tenaga Kesehatan hingga Aparatur Desa Belum Dibayar, DPRD Kuansing Angkat Suara | 15:53 WIB - Disney Tolak Kolaborasi dengan Roblox, Isu Keamanan Anak Jadi Alasan Utama | 15:40 WIB - Tesso Nilo Terjepit Sawit dan Gajah, Sawit Watch Soroti Rumitnya Masalah di Riau | 15:38 WIB - Selundupkan 39,6 Kg Sabu dari Malaysia, Kurir Jaringan Internasional Dihukum Mati di Bengkalis | 15:34 WIB - Pemprov Riau Mulai Bahas UMP 2026, Target Rampung dan Diumumkan Sebelum 24 Desember
 
Dinilai Tak Relevan, JK Kritik Keras Kebijakan Kurikulum Merdeka
Jumat, 11-10-2024 - 08:58:18 WIB

TERKAIT:
   
 

Riau12.com-JAKARTA- Wakil Presiden ke-10 dan 12 Jusuf Kalla atau JK mengkritik keras kebijakan Kurikulum Merdeka yang diterapkan oleh Mendikbudristek Nadiem Makarim selama ini. Menurut JK, kurikulum tersebut tidak relevan dan tidak cocok diterapkan secara nasional di Indonesia.

"Ini semua sistem. Saya bicara bahwa Kurikulum Merdeka itu tidak cocok secara nasional. Bisa dilaksanakan terbatas satu sekolah, dua sekolah," ujar JK saat memberikan sambutan di acara peluncuran dan bedah buku Menegakkan Amanat Konstitusi Pendidikan karya anggota DPR yang juga Wakil Ketua Komisi X periode 2019-2024, Dede Yusuf M Effendi di gedung DPR, kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (10/10/2024).

Menurut JK, Kurikulum Merdeka bisa diterapkan jika anak-anak berasal dari keluarga mampu sehingga bisa masuk sekolah dengan fasilitas lengkap. Dia mencontohkan, anak yang bisa membayar uang masuk sekolah Rp 100 juta, maka dia bisa bersekolah di tempat yang fasilitasnya lengkap dan jumlah muridnya terbatas.

"Bayar berapa itu anak, untuk masuk bayar Rp 100 juta, setiap bulan bayar Rp 10 juta jadi memang bisa dipakai. Nah muridnya cuma 20 sekelas, gurunya dua. Kurikulum Merdeka mungkin bisa diterapkan. Namun, di daerah-daerah yang muridnya 40 orang, satu kelas muridnya 1 (guru), gajinya Rp 5 juta. Bagaimana bisa kasih merdeka?" ungkap JK.

JK mengaku sejumlah negara maju berhasil menerapkan Kurikulum Merdeka seperti di Finlandia. Hanya saja, kata dia, hal tersebut berbeda karena pendapatan per kapita masyarakat di negara maju tinggi dan fasiltias pendidikan untuk anak terjamin oleh negara.

"Di Finlandia satu kelas cuma 16. Dia boleh hari ini main kimia karena ada labnya, hari ini fisika ada labnya, mau musik ada band-nya, mau olahraga ada tamannya karena income per kapitanya US$ 70.000 per tahun. Kita cuma US$ 4.500 bagaimana mau dimerdekakan?" ujar JK.

Menurut JK, Indonesia masih relevan menerapkan sistem peringkat atau sistem punishment and reward. Hal tersebut, kata dia, bisa membangkitkan daya juang peserta didik.

"Dunia ini dunia kompetitif maka sejak awal bersaing. Pendidikan ini reward and punishment, kalau hanya semua reward tidak akan pernah terjadi disiplin. Semua naik kelas," pungkas JK.(***)

Sumber: Cakaplah



 
Berita Lainnya :
  • Dinilai Tak Relevan, JK Kritik Keras Kebijakan Kurikulum Merdeka
  •  
    Komentar Anda :

     
     
     
     
    TERPOPULER
    1 Anak SMA ini Mengaku Dengan "OM" atau "Pacar" Sama Enaknya, Simak Pengakuannya
    2 Azharisman Rozie Lolos Tujuh Besar Seleksi Sekdaprov Riau, 12 Orang Gugur
    3 Tingkatkan Pelayanan dan Tanggap dengan pengaduan masyarakat
    Lusa, Camat Bukit Raya Lauching Forum Diskusi Online
    4 Pemko Pekanbaru Berlakukan Syarat Jadi Ketua RT dan RW Wajib Bisa Operasikan Android
    5 Inilah Pengakuan Istri yang Rela Digarap 2 Sahabat Suaminya
    6 Lima Negara Ini Di cap memiliki Tingkat Seks Bebas Tertinggi
    7 Astagfirullah, Siswi Di Tanggerang Melahirkan Di Tengah Kebun Dan Masih Memakai Seragam
    8 Selingkuh, Oknum PNS Pemprov Riau Dipolisikan Sang Istri
    9 Langkah Cepat Antisipasi Banjir, PU Bina Marga Pekanbaru Lakukan Peremajaan Parit-parit
    10 Dosen Akper Mesum Dengan Mahasiswinya di Kerinci Terancam Dipecat
     
    Pekanbaru Rohil Opini
    Redaksi Disclaimer Pedoman Tentang Kami Info Iklan
    © 2015-2022 PT. Alfagaba Media Group, All Rights Reserved