Sepuluh Anugerah Paling Berharga dari Allah Menurut Syekh Nawawi al-Banteni, Pelindung dari Bencana dan Penyakit
Riau12.com-JAKARTA – Ulama besar Nusantara, Syekh Muhammad Nawawi bin Umar al-Banteni, dalam kitab Nashaihul Ibad mengungkap sepuluh anugerah paling berharga dari Allah yang diyakini mampu menjaga manusia dari berbagai bencana dan penyakit.
Penjelasan ini merujuk pada keterangan Sayyidina Abu Bakar ash-Shiddiq radhiyallahu anhu, yang menyebut bahwa sepuluh anugerah tersebut bukan hanya menjadi pelindung di dunia, tetapi juga mengangkat derajat seseorang hingga setara dengan golongan muqarrabin, yaitu hamba-hamba yang paling dekat dengan Allah.
Syekh Nawawi menegaskan, seseorang yang dianugerahi sepuluh sifat ini akan memperoleh keselamatan lahir dan batin serta kedudukan tinggi di sisi Allah. “Tidak ada seorang hamba yang dianugerahi sepuluh hal, kecuali ia akan selamat dari berbagai bencana dan penyakit, serta berada pada derajat orang-orang yang dekat dengan Allah,” tulisnya dalam Nashaihul Ibad.
Sepuluh anugerah tersebut dijabarkan Syekh Nawawi sebagai berikut:
1. Kejujuran yang terus-menerus disertai hati yang qanaah atau merasa cukup.
2. Kesabaran sempurna yang disertai rasa syukur berkelanjutan.
3. Rasa fakir di hadapan Allah yang diiringi sikap zuhud.
4. Kebiasaan berpikir (tafakur) yang disertai kesederhanaan dalam makan.
5. Rasa takut kepada Allah yang disertai hati yang selalu prihatin.
6. Semangat berusaha yang diiringi sikap rendah hati.
7. Sikap lemah lembut yang disertai kasih sayang.
8. Cinta kepada Allah yang diiringi rasa malu.
9. Ilmu yang bermanfaat yang diiringi pengamalan secara konsisten.
10. Iman yang kokoh yang disertai akal yang kuat.
Syekh Nawawi juga menekankan bahwa inti dari keimanan terletak pada kesabaran dan kemurahan hati. “Iman yang paling utama adalah kesabaran dan sifat murah hati,” tulisnya. Ia menambahkan bahwa doa dan sabar merupakan senjata utama seorang mukmin. “Sebaik-baik senjata orang mukmin adalah sabar dan doa,” ungkapnya.
Selain itu, kitab Nashaihul Ibad menyampaikan pesan penting tentang keikhlasan menerima takdir, kewajiban mengamalkan ilmu, dan bahaya penyakit hati. “Wahai golongan fakir, relakanlah hati kalian terhadap ketetapan Allah, niscaya kalian memperoleh pahala dari kefakiran kalian,” tulis Syekh Nawawi.
Beliau juga mengingatkan agar manusia tidak melampaui batas dalam berpikir tentang Dzat Allah. “Berpikirlah tentang segala ciptaan Allah, tetapi jangan memikirkan Dzat-Nya,” pesannya.
Syekh Nawawi menyoroti pula “penyakit” yang dapat merusak amal seseorang. “Penyakit keberanian adalah menyimpang dari kebenaran, penyakit ibadah adalah menghentikannya, dan penyakit ilmu adalah lupa,” tulisnya.
Ajaran-ajaran Syekh Nawawi al-Banteni dianggap relevan hingga saat ini sebagai pedoman untuk menjaga hati, akhlak, dan keteguhan iman di tengah tantangan kehidupan modern.
Komentar Anda :